Langsung ke konten utama

Antara Aku, Kamu, dan Sikap Kritis, serta sebuah Pemikiran

Pentingnya kita dalam berfikir dan bersikap kritis harus dibarengi dengan cara yang disiplin.


Sebagai manusia yang selalu ingin tahu, Adakalanya kita mencoba menanyakan apa yang sedang terjadi, apa yang dia lakukan, apa yang aku lihat, dan bisa juga mempertanyakan motif dan apa yang menyebabkan sesuatu. Yap, itu adalah benih-benih cinta sobat terhadap pemikiran secara kritis. Tapi Dosenku pernah berkata bahwa kebanyakan kita masih pakai otak hewan,, karena nggak bener-bener dipake, kita masih belum memakainya dengan disiplin dengan meloncati tiga tahapan berfikir kritis.

Lah boro-boro mencoba menanyakan dalam hati dan pikiran, wong nyatanya saya sendiri pun bomat sama sesuatu yang ada disekitar. Jadi setengah jiwaku ini merasa menerima apa yang dosenku ucapkan di kelas pagi jam 8 semester kemarin. Tentu kita ga bakal nemu orang kaya Greta Thunberg dan teman-temannya. Maksudku jangankan berfikir kritis, Minat baca kita aja masih kurang. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO yang aku sadur dari situs Kominfo, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Nggak, aku gamau nyalahin siapapun, aku cuma pengen mengingatkan aku sendiri. Soalnya negeri kita ini masih membutuhkan generasi pemikir, generasi yang kritis, generasi yang berani mendobrak batas Good menuju ke batas Great. Kalo yang tua salah ya diingatkan. Kalo di negeri kita ada yang salah ya coba lah dikritik dan lawan semua pembenaran yang coba penjilat sampaikan. Kita gaperlu riot tiap hari kaya Prancis yang udah kaya olahraga sehari-hari, tapi cukup dimulai dengan hal kecil seperti berani angkat tangan ketika dosen sengaja menyalahkan apa yang ia sampaikan untuk memancing jiwa kritis mahasiswa, jangan cuma diem aja lah pang kaya kuburan. Padahal sebelumnya pas dosen lagi sibuk nerangin mahasiswanya pada rame kaya pasar. 😝

Berfikir dan dan saling mencoba menjadi kritis itu penting, Ga cuma biar saling sadar dan tetap pada jalur, tapi juga berpengaruh pada kesejahteraan orang banyak. Bahkan kita bisa membuka landscape baru dan keliatan Intelek. (Aku sadur opini postingan ini 3 Hal yang perlu diketahui tentang berpikir kritis)

Kritis juga menjadi hal fundamental dalam karya seni seperti yang sodara M. Jazuli sampaikan dalam artikelnya yang berjudul Kritik Seni Pertunjukan yang ia terbitkan dalam Jurnal HARMONIA JURNAL PENGETAHUAN DAN PEMIKIRAN SENI UNNES. Begitu juga di Prancis, Kritik merupakan bentuk ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah yang bahkan menjadi Tradisi, Olahraga, dan Hobi. Tentu ada positif negatifnya, tapi yang jelas para pemikir ini mencoba mencari sesuatu yang lebih baik, bukankah begitu?

Sebenarnya aku mau buka buku acuanku untuk membahasnya secara teknikal, tapi apa daya literatur kesayanganku ternyata kupinjamkan pada teman kos ku yang sekarang lagi pulkam. Jadi aku skip dulu deh membahasnya secara teknikal. Tapi aku menyarankan banget ke kalian untuk mencoba membaca buku "Logika Ilmu Menalar" by Poespoprodjo. Disitu dia membahas cara berfikir kritis secara disiplin, dan menurutku bukunya lumayan deh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perspektif Stockholm Syndrome dalam Kehidupan Sosial dan Politik

Stockholm Syndrome,,,  merupakan sebuah fenomena dimana korban bersimpati penuh kepada penculik karena korban merasa penculik ini adalah sang messiah bagi mereka. Para korban mengalami situasi dimana mereka tertekan dalam sebuah isolasi, yang tapi,, membuat mereka malah bergantung pada pelaku untuk bertahan hidup. Mirisnya kebaikan kecil dari sang pelaku bisa dianggap sebagai harapan, sehingga korban malah mengembangkan perasaan positif terhadapnya. Akhirnya, korban mungkin merasa loyal dan berkeinginan untuk melindungi pelaku. Proses seperti ini gak bisa terjadi secara langsung atau instan, proses ini berkembang selama waktu tertentu di bawah tekanan psikologis dan fisik yang gak bisa dibayangkan.  Dalam skenario lain, ada cerita dimana di sebuah negara terdapat masyarakat yang mengelu-elukan pemerintahan yang bahkan dalam rahasia umum sedang melakukan kolaborasi bisnis ilicit demi keamanan keturunan mereka. Tentu saya tidak membicarakan Indonesia, karena Indonesia merupakan negara

Peran Krusial Media Sosial Sebagai Salah Satu Sarana Penjualan Masa Kini

Fakhrul Ashari  - Jualan merupakan praktek inti dari aktivitas ekonomi. Setidaknya dibutuhkan dua pihak yang menjadi pembeli (orang yang mau sesuatu) dan penjual (orang yang mau layanin keinginan pembeli) agar muncul suatu permintaan dan penawaran. Bermula dari sistem barter, Kemudian dilanjut dengan menggunakan mata uang fisik, hingga mata uang yang kaga keliatan. Hal tersebut pun masih tetap mengharuskan dua pihak untuk berinteraksi , Karena y a gimana lagi , emang klausa perekonomian ya manusia. Nyatanya manusia itu semakin kesini semakin males, mereka semakin tunduk pada salah satu dari 7 uskup dosa yang ada. Tapi mereka gamau dikatakan telah berbuat dosa, mereka membuat sebuah pembenaran dengan merapalkan dalil-dalil yang menjelaskan bahwa itu adalah sebuah efisiensi. Dengan kemalesan yang aku jelaskan tadi, Interaksi manusia dalam jual-beli pun ikut berubah. Tebak apa? Ya gitu, mereka memanfaatkan efisiensi yang diciptakan lewat sarana teknologi buatan manusia untuk transaks