Langsung ke konten utama

Hideo Kojima dikabarkan akan meninggalkan Konami

Hideo Kojima

Hideo Kojima, sukses menggarap Silent Hill bersama Konami
Hideo Kojima memang sudah tidak akur bersama Konami. Perseteruannya itu berujung pada berbagai keputusan yang mungkin membuat banyak gamer di seluruh dunia kecewa. Sebuah sumber yang didapatkan GameSpot sempat menyebutkan bahwa Kojima berencana meninggalkan Konami setelah MGS V: The Phantom Pain dirilis.

Walaupun tak akan lagi bersama Konami, Kojima berjanji tidak akan pernah berhenti berkarya.“Terima kasih semuanya, aku sekarang berusia 52 tahun dan akan terus berkarya di sisa hidupku,” tulis Kojima di akun Twitter-nya ketika merayakan ulang tahunnya pada 24 Agustus lalu.

Seperti diketahui proyek Kojima setelah The Phantom Pain, Silent Hill, telah resmi dibatalkan oleh Konami. Padahal, proyek Silent Hill memiliki masa depan yang cerah berkat kerjasama Kojima dengan Guillermo del Toro dan aktor The Walking Dead, Norman Reedus. Terbukti dari playable teaser (P.T.) yang mendapat tanggapan sangat positif dari para gamer.

Dalam akun Twitter resminya, Kojima berjanji tetap akan terus berkarya walaupun besar kemungkinan ia tidak lagi berdiri di bawah bendera Konami.
Lalu yang jadi pertanyaan adalah, apa rencana Kojima setelah berpisah dengan Konami? Mungkinkah ia akan membuat game secara indie? Atau menuju ke KickStarter dan berharap pada donasi dari para gamer? Atau bergabung dengan pubsliher lainnya? Semua kemungkinan itu tetap ada meski Kojima sendiri belum bisa menjelaskan lebih lanjut.

Thanks: GameSpot

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perspektif Stockholm Syndrome dalam Kehidupan Sosial dan Politik

Stockholm Syndrome,,,  merupakan sebuah fenomena dimana korban bersimpati penuh kepada penculik karena korban merasa penculik ini adalah sang messiah bagi mereka. Para korban mengalami situasi dimana mereka tertekan dalam sebuah isolasi, yang tapi,, membuat mereka malah bergantung pada pelaku untuk bertahan hidup. Mirisnya kebaikan kecil dari sang pelaku bisa dianggap sebagai harapan, sehingga korban malah mengembangkan perasaan positif terhadapnya. Akhirnya, korban mungkin merasa loyal dan berkeinginan untuk melindungi pelaku. Proses seperti ini gak bisa terjadi secara langsung atau instan, proses ini berkembang selama waktu tertentu di bawah tekanan psikologis dan fisik yang gak bisa dibayangkan.  Dalam skenario lain, ada cerita dimana di sebuah negara terdapat masyarakat yang mengelu-elukan pemerintahan yang bahkan dalam rahasia umum sedang melakukan kolaborasi bisnis ilicit demi keamanan keturunan mereka. Tentu saya tidak membicarakan Indonesia, karena Indonesia merupakan negara

Peran Krusial Media Sosial Sebagai Salah Satu Sarana Penjualan Masa Kini

Fakhrul Ashari  - Jualan merupakan praktek inti dari aktivitas ekonomi. Setidaknya dibutuhkan dua pihak yang menjadi pembeli (orang yang mau sesuatu) dan penjual (orang yang mau layanin keinginan pembeli) agar muncul suatu permintaan dan penawaran. Bermula dari sistem barter, Kemudian dilanjut dengan menggunakan mata uang fisik, hingga mata uang yang kaga keliatan. Hal tersebut pun masih tetap mengharuskan dua pihak untuk berinteraksi , Karena y a gimana lagi , emang klausa perekonomian ya manusia. Nyatanya manusia itu semakin kesini semakin males, mereka semakin tunduk pada salah satu dari 7 uskup dosa yang ada. Tapi mereka gamau dikatakan telah berbuat dosa, mereka membuat sebuah pembenaran dengan merapalkan dalil-dalil yang menjelaskan bahwa itu adalah sebuah efisiensi. Dengan kemalesan yang aku jelaskan tadi, Interaksi manusia dalam jual-beli pun ikut berubah. Tebak apa? Ya gitu, mereka memanfaatkan efisiensi yang diciptakan lewat sarana teknologi buatan manusia untuk transaks

Antara Aku, Kamu, dan Sikap Kritis, serta sebuah Pemikiran

Pentingnya kita dalam berfikir dan bersikap kritis harus dibarengi dengan cara yang disiplin. Pic Source:  12 strategi pembelajaran berpikir kritis . Sebagai manusia yang selalu ingin tahu, Adakalanya kita mencoba menanyakan apa yang sedang terjadi, apa yang dia lakukan, apa yang aku lihat, dan bisa juga mempertanyakan motif dan apa yang menyebabkan sesuatu. Yap, itu adalah benih-benih cinta sobat terhadap pemikiran secara kritis. Tapi Dosenku pernah berkata bahwa kebanyakan kita masih pakai otak hewan,, karena nggak bener-bener dipake, kita masih belum memakainya dengan disiplin dengan meloncati tiga tahapan berfikir kritis. Lah boro-boro mencoba menanyakan dalam hati dan pikiran, wong nyatanya saya sendiri pun bomat sama sesuatu yang ada disekitar. Jadi setengah jiwaku ini merasa menerima apa yang dosenku ucapkan di kelas pagi jam 8 semester kemarin. Tentu kita ga bakal nemu orang kaya Greta Thunberg dan teman-temannya. Maksudku jangankan berfikir kritis, Minat baca kita aja m